Saturday, April 19, 2008

DANGDUT:ANTARA HIBURAN DAN PENDIDIKAN


Bismillahirrohmanirrohiim......

Dangdut! Demikian aliran musik ini disebut, digandrungi dan digemari oleh banyak pihak. Dulu, saya agak sedikit 'alergi' telinga ketika mendengar hentakan musik dan lengkingan suara penyanyi dangdut. Entah kenapa, akhirnya saya dapat juga menikmati musik ini sejajar dengan ketika saya mendengar lagu klasik, pop atau country. Di tahun 80-an ketika saya masih kecil, ayah saya juga sangat tidak suka dengan musik Dangdut. Beliau lebih memilih mendengarkan Gendhing-gendhing Jawa, Keroncong atau musik klasik.
Saya menyukai tidak semua lagu dangdut. Ada beberapa yang dinyanyikan oleh Cici Faramida, Siti Nurhaliza atau yang lucu-lucuan versi Jaja Miharja. Dirumah tak satupun saya memiliki kaset dangdut.Gara-gara saya pernah punya tetangga yang gila dangdut, saya jadi sedikit-sedikit 'ketularan'nyanyi dangdut di kamar mandi.
Saya mulai memperhatikan kalau musik dangdut itu merakyat, tidak dibuat-buat karena syairnya sederhana dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip para penyanyinya dan tampilan yang cenderung islamicukup membuat musik ini berkarakter, seperti ketika mengawali panggungnya penyanyi selalu santun menyapa audience dengan 'Assalammualaikum...'
Meski tidak terlalu suka, saya tidak pernah protes pada tetangga yang pagi siang malam memutar kaset dangdut dengan volume seperti orang hajatan. .. karena sedikit banyak saya ikut terhibur dengan musiknya meski saya ngga ngerti lagunya

Tapi seiring perkembangan aliran musik dangdut dan menjamurnya bintang-bintang muda yang sering ditayangkan di Televisi, yang semakin mengumbar penampilan panggung yang erotis, membuat saya bertanya: Apanya yang saat ini dikedepankan oleh dangdut?
Musiknya sebagai hasil seni budaya yg mengandung nilai-nilai moral atau goyang erotisnya yang mengkoyak-koyak nilai moral? Di sebagian besar lagu dangdut ada yang mengajarkan moral supaya tidak sombong, tidak bohong,tidak judi, tidak fitnah, bertanggungjawab dst. Lantas goyang erotis penyanyinya mendidik siapa dan tentang apa? atau goyang itu dilakukan sekedar untuk menghibur? Lalu hiburan bagi siapa? Sedangkan kita tahu jika musik ini sudah masuk kesemua strata: Muda, Tua, Kecil, orang kampung sampai pejabat dan 'calon pejabat'....

Saya prihatin ketika melihat kontes2an dangdut yang diikuti anak kecil usia SD-pun akhirnya mengikuti goyang erotis ala artis dangdut yang super erotis seperti Dewi Persik! Inikah wajah dangdut yang ingin dipertahankan dan diperjuangkan kepopulerannya de negeri yang sungguh santun ini?

Sebaiknya organisasi musik dangdut berbenah diri agar tidak tercerabut dari akar falsafah musiknya.



No comments: