Wednesday, October 22, 2008

INDAHNYA MENCINTAI

Cinta adalah sebuah keniscayaan bagi setiap makhluk. Karena itu setiap orang memiliki kebutuhan akan cinta yaitu MENCINTAI ATAU DICINTAI. Abraham Maslow bahkan menempatkan kebutuhan akan rasa cinta ini sebagai kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, rasa aman dan sebagainya.

Sebagai sebuah kebutuhan, maka banyak cara orang mencapai pemenuhan kebutuhan akan cinta. Yang menjadi ketertarikan saya dalam tulisan kali ini adalah rasa indah yang ditimbulkan akibat cinta yang tumbuh dan dimiliki seseorang. Cinta dapat tumbuh kapan saja dalam diri seseorang kepada suatu benda, suatu peristiwa, suatu kondisi atau kepada seseorang, pada akhir tingkatan yang paling tinggi adalah cinta manusia kepada Allah.



"Sebagi dzat aku hanyalah debu.
aku mudah hilang kapan saja,
entah karena masa,
entah karena angin, entah karena air,
atau entah karena apapun.
Aku tak dapat dibandingkan dengan apapun,
karena sifatku yang bukan apa-apa,aku tak sebesar matahari
yang memiliki pengaruh luar biasa pada kehidupan
dan karena dzatku yang bukan siapa-siapa,
tak dapat dipandang sebagai apa atau karena apa,
sebab tak banyak yang bisa aku lakukan.
Sebagai Makhluk-Nya, aku bukan siapa-siapa,
Aku tau Allah mampu melihatku, menatapku dan mengawasiku
meski aku hanya debu belaka.
Aku mencintai Allah dengan caraku, sesuai kemampuanku
yang paling aku hindari adalah aku tak ingin caraku mencintaiNya
adalah perilaku yang aku buat-buat, atau rekayasa.
Aku mengucap syukur karena kehidupan yang diberikanNya,
Aku mengucap do'a bukan karena pamrih, sebab aku tak fasih kalimat doa
seperti kebanyakan orang lagukan,
aku cukup berdoa kapanpun, untuk apapun, dengan bahasaku
Aku mencintai Allah dengan nafasku, dalam sholatku, diwaktu bangun dan tidurku
Aku tau, hatiku tak sebersih orang-orang, lisanku tak sesuci mereka,
tapi aku tau Allah mencintaiku dengan KemudahanNya, KeberkahanNya,
UjianNya, dan segala yang dapat kunikmati di dunia ini baik kebahagiaan atau kesedihan. Sebagai debu, aku ingin berbuat sesuatu.....lebih baik,lebih banyak.
aku sedang mencari jalan yang lebih indah untuk dapat lebih mencintai Allah
Seperti Ketika bangun tidur, betapa bersyukurnya aku atas kenikmatan dihidupkan kembali,semoga aku kelak aku dihidupkan kembali dalam ribuan tahun yang indah."

Aku mencintai Ibu dan Bapakku...........
sebagaimana aku harus bersyukur, begitu dalam terimakasihku pada mereka,
terutama kepada ibu yang telah begitu payah mengandungku, menahan sakit yang teramat ketika melahirkanku, menanggung lelah yang tiada tara ketika mengasuh, membesarkan dan mendidikku.
Ayah yang kubanggakan adalah pahlawan dalam kehidupan yang sesungguhnya.
Hingga ketika tubuh yang renta itu setia mendampingiku disetiap saat sulitku mengantarku menjelang kedewasaan dan kemandirianku.
next.








Saturday, April 19, 2008

DANGDUT:ANTARA HIBURAN DAN PENDIDIKAN


Bismillahirrohmanirrohiim......

Dangdut! Demikian aliran musik ini disebut, digandrungi dan digemari oleh banyak pihak. Dulu, saya agak sedikit 'alergi' telinga ketika mendengar hentakan musik dan lengkingan suara penyanyi dangdut. Entah kenapa, akhirnya saya dapat juga menikmati musik ini sejajar dengan ketika saya mendengar lagu klasik, pop atau country. Di tahun 80-an ketika saya masih kecil, ayah saya juga sangat tidak suka dengan musik Dangdut. Beliau lebih memilih mendengarkan Gendhing-gendhing Jawa, Keroncong atau musik klasik.
Saya menyukai tidak semua lagu dangdut. Ada beberapa yang dinyanyikan oleh Cici Faramida, Siti Nurhaliza atau yang lucu-lucuan versi Jaja Miharja. Dirumah tak satupun saya memiliki kaset dangdut.Gara-gara saya pernah punya tetangga yang gila dangdut, saya jadi sedikit-sedikit 'ketularan'nyanyi dangdut di kamar mandi.
Saya mulai memperhatikan kalau musik dangdut itu merakyat, tidak dibuat-buat karena syairnya sederhana dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip para penyanyinya dan tampilan yang cenderung islamicukup membuat musik ini berkarakter, seperti ketika mengawali panggungnya penyanyi selalu santun menyapa audience dengan 'Assalammualaikum...'
Meski tidak terlalu suka, saya tidak pernah protes pada tetangga yang pagi siang malam memutar kaset dangdut dengan volume seperti orang hajatan. .. karena sedikit banyak saya ikut terhibur dengan musiknya meski saya ngga ngerti lagunya

Tapi seiring perkembangan aliran musik dangdut dan menjamurnya bintang-bintang muda yang sering ditayangkan di Televisi, yang semakin mengumbar penampilan panggung yang erotis, membuat saya bertanya: Apanya yang saat ini dikedepankan oleh dangdut?
Musiknya sebagai hasil seni budaya yg mengandung nilai-nilai moral atau goyang erotisnya yang mengkoyak-koyak nilai moral? Di sebagian besar lagu dangdut ada yang mengajarkan moral supaya tidak sombong, tidak bohong,tidak judi, tidak fitnah, bertanggungjawab dst. Lantas goyang erotis penyanyinya mendidik siapa dan tentang apa? atau goyang itu dilakukan sekedar untuk menghibur? Lalu hiburan bagi siapa? Sedangkan kita tahu jika musik ini sudah masuk kesemua strata: Muda, Tua, Kecil, orang kampung sampai pejabat dan 'calon pejabat'....

Saya prihatin ketika melihat kontes2an dangdut yang diikuti anak kecil usia SD-pun akhirnya mengikuti goyang erotis ala artis dangdut yang super erotis seperti Dewi Persik! Inikah wajah dangdut yang ingin dipertahankan dan diperjuangkan kepopulerannya de negeri yang sungguh santun ini?

Sebaiknya organisasi musik dangdut berbenah diri agar tidak tercerabut dari akar falsafah musiknya.